Lamaran kerja yang ditulis di kertas tampaknya akan makin langka. Setelah marak lamaran digital berformat teks, trennya kini mengarah ke format video.
Untuk membuat lamaran berformat video, pelamar tentu saja harus merekam presentasi dirinya di depan kamera video. Pelamar bisa menceritakan data diri dan hal-hal lain yang sekiranya ‘menjual’. Setelah terekam, file atau disk rekamannya bisa dikirim ke perusahaan-perusahaan yang diinginkan.
Associated Press (AP) melaporkan kesibukan seorang mahasiswi tingkat akhir di kampus Arizona State, Fallon Rechnitz.
Rechnitz meyakini, lamaran berbentuk video memberi peluang yang lebih besar untuk tampil di hadapan para pencari tenaga kerja. “Saya merasa lebih bisa menampilkan kepribadian saya, dan jika mereka bisa melihat itu saya punya kesempatan lebih besar untuk mendapat pekerjaan,” kata Rechnitz.
Selain memposting lamaran di sejumlah situs pencari kerja, para pelamar juga giat memposting video mereka di layanan berbagi video seperti YouTube. Dengan begitu mereka tidak perlu mengirim rekaman atau CD ke perusahaan, tapi cukup memberitahukan link-nya.
Kevin Epps, 49, mengaku mendapat panggilan wawancara untuk posisi yang lebih senior, setelah memposting video lamarannya. Dari wawancara tersebut Epps memang tidak serta-merta mendapat pekerjaan, tapi dia malah mendapat tawaran kerja dari perusahaan yang membuat videonya.
AP melansir banyak pelamar yang menyukai lamaran format video ini. Demikian halnya dengan para pencari tenaga kerja.
Laurine Sargent, personalia dari perusahaan real estate mengharapkan ada file video yang melengkapi 60 lamaran yang dia terima. Menurutnya, video membantunya untuk lebih mengenal kepribadian pelamar. “Dalam tulisan mereka sudah paham menampilkan hal-hal yang diinginkan perusahaan,” ujarnya.
Namun ada juga yang memandang skeptis, mereka menilai video-video para pelamar malah menyita waktu karena harus membuka dan menontonnya satu-persatu. Selain itu, lamaran berformat video juga dikhawatirkan memicu diskriminasi baik dari segi ras, umur, maupun faktor-faktor lain yang bisa jadi tidak tampak pada lamaran tradisional.